Kabanti Tradisi Lisan Masyarakat Wakatobi
Tradisi budaya wakatobi
Pemakaian tradisi lisan sebagai unsur kebudayaan masyarakat di wakatobi masih dominan dan masih eksis sampai dengan hari ini. Perkembangan budaya luar tidak terlalu berpengaruh pada nilai dan kelestarian budaya lokal wakatobi. Masyarakat lokal masih tetap teguh memegang nilai - nilai adat dan budaya lisan dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Tradisi budaya wakatobi
Budaya yang tumbuh di wakatobi pada dasarnya adalah budaya lisan. Banyak konsep kebudayaan lokal yang disampaikan ditengah masyarakat wakatobi disampaikan dalam bentuk tutur lisan. Seperti contohnya adalah ajaran agama, sejarah, nasihat, perbincangan bahkan terkait dengan hukum dan peraturan disampaikan dalam bentuk bahasa lisan. Masyarakat waktobi menyampaikan/menuangkan ekspresi kehidupan mereka dalam bentuk bahasa yang disebut gau. Masyarakat wakatobi dan buton pada umumnya mengenal istilah empat pintu tanah buton yaitu : gau, pombala, musyawarah dan mufakat. Istilah empat pintu tanah buton ini merupakan empat langkah cara penyelesaian berbagai persoalan dalam kehidupan masyarakat wakatobi dan buton pada umumnya.
Tradisi budaya wakatobi
Langkah pertama, gau merupakan tahap pembeberan/penjabaran permasalahan dari berbagai sumber atau dapat dikatakan ini adalah tahapan identifikasi menyeluruh dari permasalahan. Pada tahap gau ini semua orang mempunyai hak untuk mengatakan informasi yang diketahuinya terkait permasalahan tersebut dalam forum atau dihadapan sara. Langkah kedua, pombala yaitu tahap pemilahan masalah dari berbagai informasi yang sudah diterima dan telah dibeberkan oleh seluruh informan yang mengetahui permasalah tersebut. Pada tahapan pintu yang kedua ini seluruh informasi diseleksi guna mendapatkan informasi penting dan memisahkan dari informasi yang tidak penting. Tujuan dari pintu kedua ini adalh untuk mendapatkan akar masalah, yang selanjutnya setelah akar permasalahan ditemukan dilanjutkan pintu berikutnya yaitu diadakan musyawarah. tahapan musyawarah ini merupakan tahapan dimana seluruh peserta musyawarah berupaya mencari penyelesaian atau solusi alternatif. Hasil solusi alternatif yang didapatkan akan berlanjut pada tahapan pintu terakhir yaitu pemufakatan. Pengambilan keputusan secara mufakat diambil guna mendapatkan keputusan terbaik bagi bersama. Tradisi empat pintu tanah buton ini disampaikan dalam bentuk bahasa lisan.
Langkah pertama, gau merupakan tahap pembeberan/penjabaran permasalahan dari berbagai sumber atau dapat dikatakan ini adalah tahapan identifikasi menyeluruh dari permasalahan. Pada tahap gau ini semua orang mempunyai hak untuk mengatakan informasi yang diketahuinya terkait permasalahan tersebut dalam forum atau dihadapan sara. Langkah kedua, pombala yaitu tahap pemilahan masalah dari berbagai informasi yang sudah diterima dan telah dibeberkan oleh seluruh informan yang mengetahui permasalah tersebut. Pada tahapan pintu yang kedua ini seluruh informasi diseleksi guna mendapatkan informasi penting dan memisahkan dari informasi yang tidak penting. Tujuan dari pintu kedua ini adalh untuk mendapatkan akar masalah, yang selanjutnya setelah akar permasalahan ditemukan dilanjutkan pintu berikutnya yaitu diadakan musyawarah. tahapan musyawarah ini merupakan tahapan dimana seluruh peserta musyawarah berupaya mencari penyelesaian atau solusi alternatif. Hasil solusi alternatif yang didapatkan akan berlanjut pada tahapan pintu terakhir yaitu pemufakatan. Pengambilan keputusan secara mufakat diambil guna mendapatkan keputusan terbaik bagi bersama. Tradisi empat pintu tanah buton ini disampaikan dalam bentuk bahasa lisan.
Kepala naga ikon kota baubau buton di pantai kamali |
Ekor naga yang merupakan sambungan dari kepala naga di pantai kamali baubau buton |
Tradisi budaya wakatobi
Bahasa lisan di wakatobi merupakan jenis bahasa daerah yang dipakai dalam lingkungan masyarakat wakatobi. Dalam bahasa daerah wakatobi terdapat beberapa dialek yang dapat dipergunakan, yaitu dialek wanci, mandati, kapota, liya, kaledupa, tomia dan dialek binongko. Dialek yang ada merupakan dialek yang tersebar berdasarkan kadia (desa) yang ada pada jaman kesultanan buton. Dahulu sebelum adanya pemekaran menjadi Kabupaten Wakatobi, wakatobi merupakan wilayah dari buton yang disebut sebagai Kepulauan Tukang Besi.
Bahasa lisan di wakatobi merupakan jenis bahasa daerah yang dipakai dalam lingkungan masyarakat wakatobi. Dalam bahasa daerah wakatobi terdapat beberapa dialek yang dapat dipergunakan, yaitu dialek wanci, mandati, kapota, liya, kaledupa, tomia dan dialek binongko. Dialek yang ada merupakan dialek yang tersebar berdasarkan kadia (desa) yang ada pada jaman kesultanan buton. Dahulu sebelum adanya pemekaran menjadi Kabupaten Wakatobi, wakatobi merupakan wilayah dari buton yang disebut sebagai Kepulauan Tukang Besi.
Tradisi budaya wakatobi
Sebagaimana budaya yang berkembang yaitu budaya lisan, maka sastra yang lahir dan tumbuh dari tanah wakatobi juga pada umumnya lebih memperlihatkan aspek-aspek kelisanan. Sastra wakatobi berangkat dari sastra lisan, cerita-cerita yang telah ditulis pada saat ini berakar dari sastra lisan. Sebagai contoh cerita wandiu-diu, wa ode iriwondu dan beberapa cerita yang telah dinaskahkan pada prinsipnya berangkat dari sastra lisan yang ada di masyarakat. Sastra wakatobi dalam bentuk kabanti yang sudah dinaskahkan berakar dari nyanyian rakyat, semisal cerita rakyat wanianse yang digubah dalam bentuk nyanyian oleh La Ode Moane Bolu dalam bentuk syair kabanti dengan menggunankan judul yang sama.
Sebagaimana budaya yang berkembang yaitu budaya lisan, maka sastra yang lahir dan tumbuh dari tanah wakatobi juga pada umumnya lebih memperlihatkan aspek-aspek kelisanan. Sastra wakatobi berangkat dari sastra lisan, cerita-cerita yang telah ditulis pada saat ini berakar dari sastra lisan. Sebagai contoh cerita wandiu-diu, wa ode iriwondu dan beberapa cerita yang telah dinaskahkan pada prinsipnya berangkat dari sastra lisan yang ada di masyarakat. Sastra wakatobi dalam bentuk kabanti yang sudah dinaskahkan berakar dari nyanyian rakyat, semisal cerita rakyat wanianse yang digubah dalam bentuk nyanyian oleh La Ode Moane Bolu dalam bentuk syair kabanti dengan menggunankan judul yang sama.
Tradisi budaya wakatobi
Baca juga : Tradisi Kabanti Sebagai Tradisi Lisan Masyarakat Wakatobi (2)
No comments:
Post a Comment